Foto: Sinonggi, Makanan Khas Suku Tolaki/sekitarSULTRA.com. |
sekitarSULTRA.com – Sinonggi adalah makanan khas Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dibuat dari bahan dasar sagu. Sinonggi hanya mudah ditemui beberapa daerah Sulawesi Tenggara, dimana pohon sagu tumbuh subur.
Wilayah penyebaran pohon sagu paling besar ada di Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, dan Kolaka Timur. Masyarakat yang berdiam di daerah-daerah ini terkenal ahli meracik sagu menjadi makanan khas sinonggi, khususnya dari suku Tolaki. Tak heran bila sinonggi juga disebut manakanan khas Tolaki.
Memasak sinonggi memang terlihat mudah karena hanya disiram air panas, diaduk-aduk lalu jadi. Namun sebenarnya tidak segampang itu (bagi yang belum ahli). Dalam keadaan tertentu sinonggi tidak akan jadi (tetap encer) meski sudah disiram air panas dan diaduk. Kadang pula sinonggi yang jadi begitu lengket, ada pula sinonggi yang berwarna keunguan. Ada pula yang masih bercampur kotoran.
Lalu apa rahasianya? Ternyata ada tata cara khusus untuk mendapatkan hidangan sinonggi yang putih bak kapas baru mekar, kenyal, tidak lengket, dan membangkitkan selera makan. Caranya, mula-mula tepung sagu dicampur air biasa dalam baskom, lalu didiamkan semalaman.
Proses itu, akan membuat tepung sagu putih mengendap, sementara kotoran dan tepung sagu yang agak coklat akan terangkat ke permukaan air. Setelah itu, airnya ditumpah dan yang tersisa adalah tepung sagu basah yang putih bersih.
Proses selanjutnya, sagu ditaruh di baskom, ditambahkan minyak (apa saja yang penting minyak kelapa) satu sendok makan dan perasan jeruk nipis. Lalu, disiram air mendidih dan aduk-aduk. Sagu yang yang telah disiram air panas harus terus diaduk hingga menggumpal dan percampuran air dan sagu merata hingga tidak ada bintik-bintik tepung.
Takaran antara air dan sagu harus disesuaikan. Bila terlalu banyak air maka sinonggi yang dihasilkan bening dan tidak begitu menggumpal, namun bila takaran airnya pas maka sinonggi yang dihasilkan tampak putih bersih dan kenyal. Manfaat ditambahkan minyak kelapa adalah agar sinonggi yang dihasilkan tidak lengket.
Penyajian Sinonggi
Sinonggi biasa disajikan dengan makanan khas lainnya yang berkuah seperti ikan palumara (hidangan ikan) dan ayam tawaloho. Penyajiannya, mula-mula piring diberi kuah ikan palumara, perasan jeruk nipis, dan lombok biji. Dari wadah, sinonggi digulung dengan dua batang sumpit lalu ditaruh di piring yang telah lengkap dengan kuah tadi.
Sinonggi yang masih hangat sangat tepat untuk segera dimakan, apalagi bila kuah ikannya juga yang masih hangat. Namun, bila sudah dingin, rasanya cenderung berbeda dan hanya sedikit orang yang menyukainya.
Cara menyantapnya pun berbeda-beda. Masyarakat lokal biasanya menggunakan dua jari atau tiga jarinya untuk mengambil sinonggi dalam piring. Mereka tampak ahli mengambil sinonggi itu, seperti gerakan mencubit lalu dengan sigap memasukan potongan sinonggi ke mulut. Namun bagi yang tidak terbiasa, maka menggunakan sendok adalah pilihan satu-satunya. (Red)***